PENGERTIAN FIKIH
azahri.com ~ Sebelum dikemukakan berbagai ragam hukum produk fikih,
terlebih dahulu perlu dijelaskan selayang pandang tentang fikih dan hal ikhwal
yang berkaitan denganya, semata-mata untuk memudahkan para pembaca memahami
produknya.
Saat ini fikih telah menjadi salah satu disiplin ilmu
dalam cabang ilmu-ilmu keislaman. Dalam fikih terekam aneka ragam pendapat para
Fuqoha yang menggambarkan kedewasaan berfikir mereka dan sekaligus mencitrakan
penghargaan Islam terhadap kebebasan berfikir, khususnya dalam masalah tehnis
operasional.
Dinamika pendapat yang terjadi di antara para fuqoha
menunjukkan betapa Islam memberikan kelapangan terhadap akal untuk kreativitas
dan berijtihad sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.
Fikih hadir berperan
menjabarkan prinsip-prinsi syari’ah dengan tujuan untuk mencapai maqosidus
syar’i, yakni; menjaga agama, akal, jiwa, harta dan keturunan. Dari kajian fikih
dapat diperoleh potret tentang keindahan dan kesempurnaan ajaran Islam,
sehingga Islam layak untuk eksis sampai akhir zaman.
Fikih menurut etimologi. الْفِقْهُ لُغَةً :
الْفَهْمُ مُطْلَقًا Fikih
menurut bahasa berarti; faham atau pemahaman, sebagaimana firman Allah SWT:
قَالُوا
يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ [هود : 91]
وقَوْله تَعَالَى :
وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي (27) يَفْقَهُوا قَوْلِي (28) [طه : 27 ، 28]
Mereka berkata: "Hai Syu`aib, kami tidak banyak mengerti
tentang apa yang kamu katakan itu..”. Firman Allah: "Dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku. Supaya mereka memahami perkataanku."
Pengertian fikih seperti diatas, juga tertera dalam ayat lain, seperti; Surah
At Taubah: 122, Surah An Nisa: 78
Dalam terminologi Islam, fikih mengalami proses
penyempitan makna; apa yang dipahami oleh generasi awal umat ini berbeda dengan
apa yang populer di genersi kemudian, karenanya kita perlu kemukakan pengertian
fikih menurut versi masing-masing generasi.
1. Pengertian Fikih dalam Terminologi Generasi Awal.
Dalam pemahaman generasi-generasi awal umat Islam (zaman
sahabat, tabi'in dst.), fikih berarti pemahaman yang mendalam terhadap
Islam secara utuh, sebagaimana tersebut dalam atsar-atsar berikut, diantaranya
sabda Rasulullah SAW:
عَنْ
زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ «
نَضَّرَ الله امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ
فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ
لَيْسَ بِفَقِيهٍ » سنن أبى داود - (11 / 62).سنن الترمذى
- (10 / 162)سنن ابن ماجه - (1 / 277)
"Mudah-mudahan Allah memuliakan orang yang mendengar suatu hadist
dariku, maka ia menghapalkannya kemudian menyampaikannya (kepada yang lain),
karena banyak orang yang menyampaikan fikih (pengetahuan tentang Islam) kepada
orang yang lebih menguasainya dan banyak orang yang menyandang fikih (tetapi)
dia bukan seorang Faqih." (Abu Daud: 3660, Tirmidzi: 2656, Ibnu Majah:
232)
Pemahaman fikih dalam arti luas sejalan dengan doa Nabi
kepada Ibnu Abbas sebagai berikut:
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ الْخَلاءَ ،
فَوَضَعْتُ لَهُ وَضُوءًا قَالَ « مَنْ وَضَعَ هَذَا » . فَأُخْبِرَ فَقَالَ «
اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِى الدِّينِ » صحيح البخارى - (1 /
260)
Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah masuk kamar kecil, lalu saya
ambilkan untuk beliau air wudhu, maka beliu bersabda: siapa yang mengambilkan
air ini, maka beliau diberi tahu, lalu Rasulullah SAW berkata:"Ya Allah,
berikan kepadanya pemahaman dalam agama”. (Bukhori:143)
وَقَالَ
النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « مَنْ يُرِدِ الله بهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ
فِى الدِّينِ، وَإِنَّمَا
الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ » صحيح البخارى - (1 / 130)
، صحيح مسلم - (3 /
94)
Nabi saw bersabda: Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan
akan diberi pemahaman dalam agama dan hanya sanya ilmu itu dengan
pengajaran."(Bukhori:10, 71,
Muslim: 2436)
Makna fikih yang universal seperti diatas itulah yang
difahami generasi sahabat, tabi'in dan beberapa generasi sesudahnya, sehingga
Imam Abu Hanifah memberi judul salah satu buku akidahnya dengan "al Fikih
al Akbar."
2. Pengertian Fikih dalam Terminologi Mutaakhirin.
Dalam Terminologi Mutakhirin, Fikih adalah:
واصطِلاحًا
فَهُوَ الْعِلْمُ بِالأحكَامِ الشَّرْعِيَّةِ الْعَمَلِيَّةِ الْمُكْتَسَبُ مِنْ
أَدِلَّتِهَا التَّفْصِيلِيَّةِ وَاستمداده
من الكتاب والسنة والاجماع واْلقياسِ. فتح المعين - المليباري الهندي
(1 / 21) عِلْمٌ بِالْمَسَائِلِ
الشَّرْعِيَّةِ الْعَمَلِيَّةِ الْمُكْتَسَبَةِ مِنْ أَدِلَّتِهَا
التَّفْصِيلِيَّةِ . مجلة الأحكام العدلية - (1 /
15)
"ilmu tentang hukum Syara'
yang bersifat amaliah yang digali dari
dalil-dalilnya yang rinci bersumber dari Al Qur’an, Assunah Ijma’ dan
qiyas. Ilmu tentang hukum syara yang paraktis yang diusahakan dari
dalil-dalil yang rinci.
Syarah/penjelasan definisi ini adalah:
-
Hukum Syara': Hukum yang diambil
dari Syara' (Al-Qur'an dan As-Sunnah), seperti; Wajib, Sunah, Haram, Makruh an
Mubah.
-
Yang bersifat amaliah: kegiatan
sehar-hari yang bukan berkaitan dengan
aqidah dan kejiwaan.
-
Dalil-dalil yang rinci: seperti;
dalil wajibnya sholat adalah "wa Aqiimus sholaah", bukan
kaidah-kaidah umum seperti kaidah Ushul Fikih.
Lebih spesifik lagi, para ahli hukum dan undang-undang
Islam memberikan definisi fikih dengan; Ilmu khusus tentang hukum-hukum syara'
yang furu’ dengan berlandaskan hujjah dan argumen. Selanjutnya fikih dibagi:
وَالْمَسَائِلُ
الْفِقْهِيَّةُ إمَّا أَنْ تَتَعَلَّقَ بِأَمْرِ الآخِرَةِ وَهِيَ الْعِبَادَاتُ ,
وَإِمَّا أَنْ تَتَعَلَّقَ بِأَمْرِ الدُّنْيَا , وَهِيَ تَنْقَسِمُ
إلَى:مُنَاكَحَاتٍ وَمُعَامَلاتٍ وَعُقُوبَاتٍ. مجلة الأحكام
العدلية - (1 / 15)
Masalah fikih yang berkaitan dengn akhirat disebut fikih ibadah dan
yang berkaitan dengan masalah dunia dibagi menjadi munakahat, muamalah dan
pidana.
Posting Komentar untuk "PENGERTIAN FIKIH "