Indahnya Buka Bersama (افطارجماعى)
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِي رَبَطَ بَيْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِاْلأِخْوَةِ اْلإِيْمَانِيَةِ، وَشَرَعَ
لَهُمْ مِنَ اْلأَسْباَبِ اْلمُتَنَوِّعَةِ اَلَّتيِ تَثَبَّتْ بِهاَ أَرْكاَنُ تِلْكَ
اْلإِخَوَةِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إَلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَكْمَلُ اْلبَرِيَّةِ ،
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍوَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومن ولاه. اما بعد:
Kebersamaan dalam sebuah organisasi/komunitas adalah
suatu keniscyaan. Kebersamaan menghadirkan kesatuan, kesatuan modal utama
sukses. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, demikian ungkapan klasik yang
sudah sangat terkenal.
Kebersamaan dalam bekerja dalam wujud kerjasama dan
sama-sama kerja. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Petunjuk Rasulullah
Saw.:
عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ -
صلى الله عليه وسلم - قَالَ « إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ ،
يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا » . صحيح البخارى - (2 / 332)
Dari Abu Musa, dari Nabi Saw., beliau bersabda: sesungguhnya mukmin
dengan mukmin lainnya laksana sebuah bangunan, saling menguatkan satu dengan
lainnya.
Kalau umat Islam bersatu padu akan kokoh dan tegar
menghadapi musuh. Tapi jika hidup sendiri-sendiri dan bercerai berai akan lemah dan tidak berdaya menghadapi
lawan.
Maka hidup berjamaah dibawah imam yang memiliki kapabilitas
dan kredibilitas serta disokong ketaatan
makmum adalah suatu hal yang dahsyat. Rasulullah bersabda:
عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ قَالَ :
تَطَاوَلَ النَّاسُ فِى الْبِنَاءِ فِى زَمَنِ عُمَرَ ، فَقَالَ عُمَرُ : يَا
مَعْشَرَ الْعُرَيْبِ الأرْضَ الأرْضَ ، إِنَّهُ لا إِسْلامَ إِلا بِجَمَاعَةٍ ،
وَلا جَمَاعَةَ إِلابِإِمَارَةٍ ، وَلاإِمَارَةَ إِلا بِطَاعَةٍ ، فَمَنْ
سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى الْفَقْهِ كَانَ حَيَاةً لَهُ وَلَهُمْ ، وَمَنْ
سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ فِقْهٍ كَانَ هَلاكاً لَهُ وَلَهُمْ. سنن الدارمى - (1 / 284)
Dari Tamim ad Dari, ia berkata: Manusia bersaing dalam mendirikan
bangunan di zaman Umar, maka Umar berkata: Wahai manusia penghuni bumi;
bahwasanya tidak ada Islam tanpa berjamaah, tak ada jamaah tanpa kepemimpinan
dan tidak ada kepemimpinan tanpa ketaatan. Jika masyarakat mengangkat pemimpin
yang mampu/cerdas maka mereka akan hidup
sejahtera bersamanya dan jika masyarakat mengangkat pemimpin yang bodoh, maka
mereka akan mengalami kehancuran bersama pemimpinnya.
Selama Ramadan kita di-tarbiyah/di-edukasi oleh
Allah untuk menjalani hidup secara berjamaah. Shalat berjamaah, tadarus al Qur’an
bersama, iktikaf bersama, bahkan buka bersama.
Kebersamaan
selama Ramadan diharapkan dapat mempererat silaturrahim/silaturahmi:
kekompakan, kegotongroyongan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Kebersamaan dalam kesenangan lebih mudah dibangun daripada
kebersamaan dalam perjuangan, apalagi penderitaan. Buka puasa merupakan
kesenangan/kegembiraan, sehingga yang tidak berpuasapun bisa bergabung buka
bersama.
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ
، وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ » . رواه البخاري ومسلم والنَّسائي
وابن ماجة وأحمد). سبل السلام - ج
3 / ص 319)
Bagi orang yang berpuasa ada dua
kegembiraan, yaitu, ketika berbuka, ia
bergembira; dan ketika ia bertemu dengan
Tuhannya, ia bergembira karena puasanya itu.
Bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam terutama
dalam bulan Ramadan. Salah satu bentuk sedekah yang tersedia adalah
memberi buka untuk orang yang berpuasa, terutama kepada yang kurang mampu. Imam
Nawawi dalam kitab رياض
الصالحين membahas dalam bab tersendiri
tentang keutamaan memberi buka kepada orang yang berpuasa dengan mengemukakan beberapa
hadis antara lain:
عن زيد بن خالد الجُهَنِيِّ - رضي الله عنه - ،
عن النبي - صلى الله عليه وسلم - ، قَالَ : (( مَنْ فَطَّرَ صَائِماً ، كَانَ لَهُ
مِثْلُ أجْرِهِ ، غَيْرَ أنَّهُ لاَ يُنْقَصُ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ ))
رواه الترمذي ، وقال : حديث حسن صحيح
Dari Zaid bin Kholid Al Juhani Ra. Dari Nabi Saw., beliau bersabda:
barang siapa memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala sebesar orang yang berpuasa tanpa dikurangi
sedikitpun. (HR. Tirmidzi)
Hadis ini memberi motivasi
kepada seseorang yang mendapat kelebihan rezeki agar memberi buka puasa kepada orang
lain. Semakin banyak seseorang memberi buka puasa
kepada orang lain, maka pahala yang dia peroleh juga semakin berlipat.
Wujud kepedulian dan simpati bagi mereka yang menerima hidangan buka gratis
adalah mendo’akan orang yang memberi buka, sebagaimana yang dikutib oleh Imam
Nawawi dalam sebuah kitabnya Al Adzkar , juz 1 halaman 528, yaitu:
اللَّهُمَّ
بارِكْ لَهُمْ فِيما رَزَقْتَهُمْ وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ
Ya, Allah
berkahilah mereka, rezeki yang telah Engkau berikan kepada mereka, ampunilah mereka
dan sayangilah mereka.
Wal hasil, buka bersama mengajarkan kepedulian dan kasih
sayang kepada sesama, kekompakan, persatuan dan kesatuan serta bonus pahala kepada
pemberi dan penerima sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak. Walahu a’lam bi
shawab.
Posting Komentar untuk "Indahnya Buka Bersama (افطارجماعى)"