IRONI IBADAH RAMADHAN
azahri.com ~ Ironi adalah sesuatu
atau situasi yang tidak sesuai dengan yang seharusnya/diharapkan. Ironi yang
terkait dengan ibadah Ramadhan adalah sesuatu yang justru bertentangan dengan semangat,
kaifiah bahkan tujuan ibadah Ramadhan.
Penulis berusaha
memotret ironi seputar ibadah Ramadhan berdasar pengalaman hidup dan pengamatan di lingkungan
umat Islam secara terbatas. Boleh jadi apa yang penulis kemukakan tidak sesuai
dengan kenyatakan karena mungkin sudut pandangnya yang berbeda. Beberapa ironi dimaksud adalah:
1. Rasulullah Saw. dan para shahabat senang menyambut datangnya
Ramadhan dan sedih ditinggal Ramadhan; sementara sebagian kita tidak gembira
dengan datangnya Ramadhan dan malah senang ditinggal Ramadhan;
Rasululla saw
bersabda:
كان
النبي صلى الله عليه وسلم يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ بقدوم شهررمضانَ (رواه أحمد
والنساء)
Bahwa Rasulullah saw menggembirakan
sahabat-sahabatnya dengan datangnya bulan suci Ramadhan.
Menggembirakan, maknanya memberi motivasi dan dorongan kepada
kaum Muslimin menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita, karena Ramadhan
bulan penuh berkah dan keutamaan. Menciptakan suasana berlomba dalam kebaikan
dan taqwa, tanpa sedikitpun melewatkan waktu yang berharga. Sebagaimana
firman Allah swt:
قُلْ
بِفَضْلِ الله وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا
يَجْمَعُونَ [ سورة يونس : آية 58 ]
Katakanlah:
"Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia
Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
2. Rasulullah saw. dan para shahabat mengurangi konsumsi rumah
tangga dan memperbesar sedekah.; sementara kita selama Ramadhan konsumsi
membengkak tak sebanding dengan sedekah, infak dan zakat yang kita keluarkan;
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ
رَسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم -
أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ
جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ
الْقُرْآنَ ، فَل رسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ
مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ- صحيح البخارى - (1 / 13)
Ibnu Abbas r.a.
berkata, "Rasulullah saw. adalah orang yang paling suka berderma, dan
paling berdermanya beliau adalah pada bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpai
beliau. Ia menjumpai beliau pada setiap malam dari bulan Ramadhan [sampai habis bulan itu], lalu
Jibril bertadarus Al-Qur'an dengan beliau. Sungguh Rasulullah saw. adalah lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin
yang dilepas."
3. Rasulullah saw. dan para shahabat selama Ramadhan pola makannya
tidak berubah, maksimal 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 untuk
nafas atau tidak makan seebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang; sementara
kita bila tiba saat berbuka segera makan sekenyang-kenyangnya, sampai
bernafaspun susah;
عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَربَ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ الله -صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « مَا مَلأ آدَمِىٌّ وِعَاءً
شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ
لامَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ ». سنن
الترمذى - (9 / 200)
Dari Mikdam bin Ma’di karib, ia berkata. Saya
mendengar Rasulullah bersabdaa: ”Manusia tidak memenuhi wadah yang buruk
melebihi perut. Cukuplah baginya mengisi makanan (dalam perut) sekedar
menegakkan tulung belakangnya. Kalau tidak bisa, maka sepertiga untuk makanan,
sepertika untuk minuman dan sepertiga untuk udara (nafas)”
وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - ، عن رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - ،
قَالَ : إنَّهُ لَيَأتِي الرَّجُلُ السَّمِينُ العَظِيمُ يَوْمَ القِيَامَةِ لاَ
يَزِنُ عِنْدَ الله جَناحَ بَعُوضَةٍ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .
Dari Abu Hurairah r.a.
dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya saja nanti akan datanglah
seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat, tetapi di sisi Allah, tidak
ada timbangan beratnya lebih dari timbangan sehelai sayap nyamuk." (Muttafaq 'alaih)
4. Rasulullah saw. dan para shahabat pada saat
sepuluh hari terakhir semakin semangat
beribadah: qiyamul lail, iktikaf, taddarus al Qur’an dsb; sementara
sebagian kita sudah mulai loyo, masjid shafnya bertambah maju dan sibuk
menyambut lebaran secara lahiriah: menyiapkan kue lebaran, baju baru, perabot
baru dsb.
وعن عائشة رضي الله عنها ، قالت : كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم -
إِذَا دَخَلَ العَشْرُ الأوَاخِرُ مِنْ رَمَضَانَ ، أحْيَا اللَّيْلَ ، وَأيْقَظَ
أهْلَهُ ، وَجَدَّ وَشَدَّ المِئزَرَ . متفقٌ عَلَيْهِ .
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya:
"Rasulullah s.a.w. itu apabila telah masuk sepuluh hari yang terakhir dari
bulan Ramadhan, maka beliau menghidup-hidupkan malamnya - yakni melakukan
ibadat pada malam harinya itu, juga membangunkan isterinya, bersungguh-sungguh
- dalam ibadat - dan mengeraskan ikat pinggangnya - maksudnya adalah sebagai
kata kinayah men-jauhi berkumpul dengan isterinya." (Muttafaq 'alaih)
5. Rasulullah saw. dan para shahabat di akhir Ramadhan sibuk
menghitung zakat fitrah dan mal; sementara sebagian kita sibuk merapat di mall
(memadati mall/pusat belanja);
6. Rasulullah saw. dan para shahabat pasca Ramadhan menjadi orang
yang lapang dada (open heart); sementara kita lebih fokus pada open
hause untuk memamerkan kekayaan dunia;
Posting Komentar untuk "IRONI IBADAH RAMADHAN"