REUNI DI ERA MEDSOS
Reunion (reuni), artinya pertemuan kembali teman lama atau sahabat
yang sudah lama tidak berjumpa, untuk sekedar nostalgia/kangen-kangenan atau
untuk manfaat yang lebih besar. Tidak sekedar nostalgia, tapi juga ada kegiatan
berbagi. Berbagi pengalaman, ilmu dan rezeki dari yang berpunya, bahkan berlebih
kepada yang kurang mampu.
Di era medsos
reuni semakin marak dan meluas, tak ada bedanya antara di perkotaan maupun
pedesaan. Teknologi informasi hampir tak kenal batas territorial suatu tempat
atau daerah, yang penting telah terakses dengan jaringan internet.
Berkat kecanggihan
media sosial dipadu dengan ide dari seseorang atau beberapa orang dapat terbentuk
jalinan komunikasi dan pelacakan keberadaan seseorang dengan menggunakan berbagai
platform digital: facebook, whatsapp, instagram, twitter, tiktok, youtube, terlegram
dll.
Dari komunikasi yang insten terbentuklah grup-grup
dengan latar belakang yang berbeda, ada grup teman kerja, teman sekolah/diklat,
teman sesama aktivis, teman ormas, keluarga/bani dan sebagainya yang suatu
ketika berkumpul kembali dari berbagai penjuru dunia.
Berkumpul kembali
dalam suatu acara meniscayakan suatu momentum yang tepat. Momentum yang ideal
akan hadir manakala mendapat suport dari nilai-nilai agama, budaya dan adat-istiadat
serta dukungan fasilitas dari penguasa.
Momentum dimaksud tidak lain adalah awal Syawal karena awal Syawal memiliki semua persyaratan untuk
hadirnya seseorang yang berpencar kumpul kembali. Bulan Syawal bagi umat Islam Indonesia punya nilai tersendiri.
Setelah umat Islam menjalani tarbiyah
Ramadan diharapkan memiliki modal spritual yang lebih kuat, dan dengan
tradisi mudik (pulang kampung) dan halal bi halal punya modal sosial yang perlu lebih didayagunakan. Dengan modal spritual
dan sosial yang tersedia diharapkan reuni memperoleh hasil yang
maksimal.
Reuni sepadan
dengan tradisi halal bi halal, dimana inti halal bi halal adalah silaturahim
dan atau silaturahmi. Ada nomenklatur silaturrahmi dan silaturahim, mana yang
lebih tepat?
Menurut Prof Dr. Quraisy Sihab bahwa silaturrahim adalah
hubungan kasih sayang berdasarkan kekeluargaan/hubungan darah, sedang
silaturrahmi adalah hubungan kasih sayang/persaudaran sesama muslim atau
manusia pada umumnya.
Dalam pengertian lain silaturrahim/silaturahmi memberikan arti
menyambung hubungan yang putus, baik putus karena disegaja atau ada masalah
atau putus karena ketidak-sengajaan karena jarak tempat tinggal yang jauh.
Silaturrahim/silaturahmi dalam pengertian yang terakhir inilah hakikat sillah
yang ditekankan oleh Nabi Saw. melalui sabdanya:
قَالَ « لَيْسَ الْوَاصِلُ
بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا »
صحيح البخارى - (20 /
87)
Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Tidaklah
sepadan orang yang berinisiatif menyambung persaudaraan dengan orang yang
merespon persaudaraan. Inisiator ialah orang yang pertama kali menyambung persaudaraan jika putus."
(Riwayat Bukhari)
Mengapa Islam men-targhib
atau mendorong umatnya untuk menyambung yang putus, memberi kepada yang bakhil
dan berlapang dada kepada yang berbuat salah?
Karena Islam agama yang memberikan pencerahan hati manusia yang cendrung
mengedepankan egonya, lebih-lebih mereka yang merasa punya kelebihan: harta
dan tahta. Firman Allah swt:
إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى .أَنْ
رَآهُ اسْتَغْنَى
Ketahuilah! Sesungguhnya
manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.
Media
sosial dapat mencairkan ego seseorang karena media sosial bebas dari strata
sosial. Dengan kepiawaian admin sebagai penggas atau dalam bahasa hadis disebut
wasil, maka yang merasa elit dan susah bergaul akan luruh keangkuhannya dengan
modal spiritual dan sosial yang terus dipompa melalui saling chatting.
Manakala masing-masing
pribadai memiliki kesadaraan kesetaraan dan kelebihan yang ada pada
masing-masing bermanfaat pada yang lain, maka hubungan akan menjadi cair.
Hubungan
yang cair mendorong untuk saling memaafkan dari lubuk hati yang dalam atau
disebut silatul qolbi (open heart), bukan sekedar silatul lisan (apen haouse). Kemudian ada kerinduan untuk bertemu
darat atau tatap muka dan saling berjabat tangan dan berjabat hati .
Sebenarnya
orang bisa reuni secara daring/online dengan berbagai aplikasi yang tersedia,
misalnya zoom meeting. Tetapi reuni memiliki karakter khusus yang berbeda
dengan diklat atau rakor dan sejenisnya sehingga tidak cukup hanya dengan
daring. Reuni daring karena dipaksa oleh hadirnya Covid 19, ketika Covid 19
telah berlalu atau melemah semangat bertatap muka semakin tak terbendung.
Daring
memiliki banyak keterbatasan, di samping kelebihannya. Daring tidak bisa
bersentuhan fisik apalagi berjabat tangan, sementara berjabat tangan adalah
sunah Nabi Saw. Berjabat tangan dan
berjabat hati dapat menggugurkan dosa . Sabda Nabi saw:
عَنِ الْبَرَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا ». سنن أبى داود - (15 / 113)
Dari al-Bara' r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada dua orang Muslimpun yang
bertemu lalu keduanya berjabatan
tangan, melainkan keduanya itu diampuni dosanya oleh Allah sebelum keduanya
itu berpisah." (Riwayat Abu Dawud)
Bahasa
lisan dan bahasa tubuh akan tereksplorasi maksimal manakala terjadi perjumpaan
darat. Perjumpaan darat atau tatap muka akan terlaksana dengan mudah melalui
penggunaan tekonologi informasi. Misalnya mencari lokasi rumah kawan atau
keluarga di tempat yang belum dikenal cukup dengan google map dan share
locations, dan kemudahan-kemudahan lainya yang tak terhitung jumlahnya.
Pendek
kata, reuni di era medsos akan selalu mengasikkan dan menyenangkan, terutama
bagi mereka yang berkantong tebal. Dengan kantong tebal, mereka bisa memilih tempat reuni pada destinasi
wisata yang terkenal.
Setebal apapun kantung kita hendaknya tetap menghindari
israf dan tindakan mubazir karena kedua prilaku tersebut bertentangan dengan
nilai Ramadan yang kita lakoni selama sebulan. Walahu ‘alam bi shawab.
Mattoh tenan
BalasHapusTerima kasih
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus