MADZHAB DAN PERKEMBANGANNYA PART 2
2. Madzhab Al-Malikiyah
azahri.com ~ Madzhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir
Al-Ashbahi .Berkem bang sejak awal di kota Madinah dalam urusan fiqh.
Madzhab ini ditegakkan di atas doktrin untuk merujuk dalam segala
sesuatunya kepada hadits Rasulullah SAW dan praktek penduduk Madinah. Imam
Malik membangun madzhabnya dengan 20 dasar; Al-Quran, As-Sunnah , Ijma’, Qiyas,
amal ahlul madinah , perkataan sahabat, istihsan, saddudzarai’, muraatul
khilaf, istishab, maslahah mursalah, syar’u man qablana .
Madzhab ini adalah kebalikan dari madzhab Al-Hanafiyah. Kalau
Al-Hanafiyah banyak sekali mengandalkan nalar dan logika, karena kurang
tersedianya nash-nash yang valid di Kufah, madzhab Maliki justru ‘kebanjiran’
sumber-sumber syariah. Sebab madzhab ini tumbuh dan berkembang di kota Nabi SAW
sendiri, di mana penduduknya adalah anak keturunan para shahabat. Imam Malik
sangat meyakini bahwa praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal
Rasulullah SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada
hadits yang shahih para umumnya.
b. Madzhab As-Syafi’iyah
Didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafi’i . Beliau dilahirkan di
Gaza Palestina tahun 150 H, tahun wafatnya Abu Hanifah dan wafat di Mesir tahun
203 H.
Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya (qaul qadim).
Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru (qaul
jadid) . Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul ‘ilm di akhir bulan Rajab 204
H.
Salah satu karangannya adalah “Ar-Risalah” buku pertama tentang
ushul fiqh dan kitab “Al-Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam
Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau
mampu memadukan fiqh ahli ra’yi dan fiqh ahli hadits .
Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau tidak
mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa salah.
Beliau juga tidak mengambil Istihsan sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah
mursalah dan perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan, ”Barangsiapa
yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat.” Penduduk Baghdad
mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah ,”
Kitab “Al-Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh
empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al-Karabisyi dari Imam
Syafi’i. Sementara kitab “Al-Umm” sebagai madzhab yang baru yang diriwayatkan
oleh pengikutnya di Mesir; Al-Muzani, Al-Buwaithi, Ar-Rabi’ Jizii bin Sulaiman.
Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih
bertentangan dengan perkataanku, maka ia adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku
di belakang tembok,”
c. Madzhab
Al-Hanabilah
Didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani. Dilahirkan di
Baghdad dan tumbuh besar di sana hingga meninggal pada bulan Rabiul Awal.
Beliau memiliki pengalaman perjalanan mencari ilmu di pusat-pusat ilmu, seperti
Kufah, Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam.
Beliau berguru kepada Imam Syafi’i ketika datang ke Baghdad sehingga
menjadi mujtahid mutlak mustaqil. Gurunya sangat banyak hingga mencapai
ratusan. Ia menguasai sebuah hadis dan menghafalnya sehingga menjadi ahli
hadis di zamannya dengan berguru kepada Hasyim bin Basyir bin Abi
Hazim Al-Bukhari .
Imam Ahmad adalah seorang pakar hadis dan fiqh. Imam Syafi’i berkata
ketika melakukan perjalanan ke Mesir, ”Saya keluar dari Baghdad dan tidaklah
saya tinggalkan di sana orang yang paling bertakwa dan paling faqih
melebihi Ibnu Hanbal ,”
Dasar madzhab Ahmad adalah Al-Quran, Sunnah, fatwah sahahabat,
Ijam’, Qiyas, Istishab, Maslahah mursalah, saddudzarai’.
Imam Ahmad tidak mengarang satu kitab pun tentang fiqhnya. Namun
pengikutnya yang membukukannya madzhabnya dari perkataan, perbuatan, jawaban
atas pertanyaan dan lain-lain. Namun beliau mengarang sebuah kitab hadis
“Al-Musnad” yang memuat 40.000 lebih hadis. Beliau memiliki kukuatan hafalan
yang kuat. Imam Ahmad mengunakan hadis mursal dan hadis dlaif yang derajatnya
meningkat kepada hasan bukan hadis batil atau munkar.
Di antara murid Imam Ahmad adalah Salh bin Ahmad bin Hanbal anak
terbesar Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal . Shalih bin Ahmad lebih
menguasai fiqh dan Abdullah bin Ahmad lebih menguasai hadis. Murid yang adalah
Al-Atsram dipanggil Abu Bakr dan nama aslinya; Ahmad bin Muhammad , Abdul Malik
bin Abdul Hamid bin Mihran , Abu Bakr Al-Khallal , Abul Qasim yang terakhir ini
memiliki banyak karangan tentang fiqh madzhab Ahmad. Salah satu kitab fiqh
madzhab Hanbali adalah “Al-Mughni” karangan Ibnu Qudamah.
Posting Komentar untuk "MADZHAB DAN PERKEMBANGANNYA PART 2"