MEMILIH POLITISI BUSUK ATAU GOLPUT
azahri.com~ Dalam proses pencalonan dan pemilihan, baik legislatif
maupun eksekutif (presiden, gubernur, bupati dan wali kota) tidak bisa
dihindari dukung-mendukung antar partai atau kelompok masyarakat. Terdapatnya
kelompok-kelompok atau partai yang beraneka ragam adalah merupakan keniscayaan
atau sunatullah. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Surat Al Maidah: 48
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً
وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ
لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا ءَاتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ
مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
…Untuk
tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan
itu.
Masing-masing partai atau kelompok relawan dan
bahkan para calon pada saat kampanye atau di luar kampanye resmi, sering
menggunakan jurus menebar pesona dan
mengobral janji manis, merayu dan memberikan argumen agar kita menjatuhkan
pilihan padanya.
Biasanya para calon dan timnya berusaha
semaksimal mungkin menaikkan elektabilatasnya melalui lembaga survey yang bekerjanya berdasarkan order. Karena
orderan tentu yang diharap mendapat keuntungan adalah calon yang men-gorder
Ada pula yang melakukan aksi bagi-bagi sembako
dengan dalih amal, jalan santai berhadiah, melempar kaos sepanjang jalan kepada
kerumunan massa, sambang ke rumah jompo sampai aksi masuk gorong-gorong agar
terkesan merakyat dan peduli kepada rakyat kecil atau wong cilik, dan aksi-aksi
konyol lainnya.
Boleh jadi karena kelihaian calon dan timnya
dalam pencitraan, sebagian besar pemilih terpesona dan tergiur janji manis plus
sogokan receh sehingga menjatuhkan pilihan padanya. Padahal sesungguhnya mereka
adalah palitikus yang tidak berkualitas,
bahkan politikus busuk.
Bagi pemilih yang melek politik (cerdas) akan
mencari tahu atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum menjatukan
pilihannya kepada seorang calon. Dalam
percaturan politik hari ini banyak cara untuk mengetahui kualitas politisi,
antara lain melihat track recordnya melalui jejak digital. Dimana sekolahnya,
sekolah benar atau hanya cari ijazah? Apa kiprahnya selama ini? Apa ide atau
gagasannya untuk memajukan bangsa dst?
Setelah dicari
tahu ternyata calon yang muncul semua tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas pada
jabatan yang direbut. Dalam kondisi demikian, apakah kita tetap memilih calon
yang tidak bermutu atau golput?
Jika dihadapkan
pada dua pilihan yang sama-sama tidak menggembirakan atau makan buah simalakama,
maka ada dua pendapat:
1.
Memilih salah satu yang kebusakannya lebih ringan
dari yang lain, tidak boleh
golput. Apapun yang busuk/jelek
jika dilihat secara detail pasti akan ditemukan derajat/tingkatan kerusakannya.
Jadi tetap memilih yang baik dari yang terjelek. Alasan yang dikemukakan adalah
kaidah fikiyah: مَا لَا يُدْرَكُ كُلُّهُ
لَا يُتْرَكُ كُلُّهُ artinya jika tidak mendapatkan yang baik, jangan ditinggalkan
semuanya.
Disamping itu, kalau golput masuk kriteria orang yang putus asa, sementara
putus asa dilarang dalam agama:
وَلاَ تَيْئَسُوا مِنْ
رَوْحِ الله ِ إِنَّهُ لاَ يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ الله ِ إِلاَّالْقَوْمُ
الْكَافِرُونَ
….dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir". (Q.S Yusuf: 87)
2.
Apabila telah jelas semua calon itu busuk, maka tidak
boleh pilih orang yang busuk atau rusak.
Dipilih atau tidak yang busuk akan jadi, maka tindakan memilih akan menjadi
sia-sia belaka. Lebih dari itu, semua tindakan akan dipertanggungjawabkan di
sisi Allah Swt. Bila kita tidak memilih lepas tanggungjawab, tidak kena larangan
firman Allah Swt:
...وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى
الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
... dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”
Sesungguhnya keharusan memilih adalah
merupakan ujian dari Allah swt. Untuk
menguji keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Jangan sampai kita menggunakan hak pilih secara serampangan,
hanya karena mendapat sogokan, karena hubungan kekarabatan, kecintaan kepada partai
atau kekaguman pada tokoh. Tapi kita menjatuhkan pilihan atas dasar
kualitas politisi sesuai hati nurani kita.
Menggunakan hak pilih tidak boleh sembarangan
karena pemimpin yang kita pilih wajib kita taati. Firman
Allah swt:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا الله َ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ
مِنْكُمْ ...[النساء : 59]
“Hai orang-orang
yang beriman taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul dan para
ulul amri diantara kalian” [QS An-Nisaa : 59].
Posting Komentar untuk "MEMILIH POLITISI BUSUK ATAU GOLPUT"