Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENELADANI KELUARGA NABI IBRAHIM AS.


الله أكبر.. الله أكبر كبيرا, والحمد لله كثيرا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً, لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّجُنْدَهُ, وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى اَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلاِيْمَانِ وَاْلاِسْلاَمِ٭ وَجَعَلَ هَذَااْليَوْمَ عِيْدًامُبَارَكاًباِلسَّلاَمِ٭ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ اْلعَلاَّمُ٭ وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُاْلاَنَامِ٭ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اِلَي يَوْمِ اْلقِيَامِ٭ اَمَّابَعْدُ: وَاعْلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ فَضِيْلٌ٭ وَعِيْدٌ جَلِيْلٌ٭ رَفَعَ اللهُ قَدَّرَهُ وَأَظْهَرُ٭ سَمَّاهُ يَوْمَ اْلحَجِّ اْلأَكْبَرَ٭ أيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمْ٭ وَصَلُّوْا خَمْسَكُمْ٭ وَصُوْمُوْا شَهْرَكُمْ٭ وَأَطِيْعُوْا ذَا أَمْرِكُمْ٭ تَدْخُلُوْا جَنَّةَ رَبِّكُمْ

الله اكبر  الله اكبر  لا اله الاالله الله اكبر  الله اكبر  و لله الحمد

Ma’asyira Al Muslimin yang dirahmati Allah …

Dalam rangka menumbuhsuburkan ketakwaan kita kepada Allah Swt, pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah bersama–sama, kita mengkaji kembali dengan penuh penghayatan, perjalanan hidup Nabi Ibrahim as., khususnya dalam keberhasilan membangun keluarga sehingga dijadikan oleh Allah Swt sebagai model keluarga sukses dunia dan akhirat.

1.  Keluarga Sukses

Keluarga Nabi Ibrahim as. diakui oleh semua pemeluk agama samawi sebagai keluarga ideal yang patut diteladani dalam hal keimanan, kesetiaan, keberanian dan kesabaran untuk menggapai sukses.

 Banyak ibrah/pelajaran yang bisa kita petik dari kisah keluarga beliau (alu Ibrahim), untuk kemudian kita jadikan bekal di dalam mengarungi kehidupan rumah tangga di zaman digital saat ini. Sungguh benar apa yang difirmankan Allah swt : 

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya… “ ( QS Al Mumtahanah : 4 ). Maksud orang-orang yang bersama denganya adalah istri atau para istri, anak dan cucu serta orang-orang yang beriman.

Keluarga Nabi Ibrahim As, sebagai uswah dan qudwah (teladan dan panutan) bagi semua Muslim terwujud dalam doa shalawat yang wajib kita baca minimal 10 kali pada tahiyat awal dan akhir dalam shalat kita. Sebagian orang menyebut shalawat Ibrahimiyah (shalawat orsinil):

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ إِبْرَاهِيْمَ

 

Disebut shalawat orsinil karena diajarkan oleh Rasulullah saw sendiri. Karena banyak orang telah bikin shalawat: shalawat api (nariyah), shalawat kesuksesan (munjiyat), shalawat politik (tasyghil) dst. Lebih kuat dasarnya shalawat ibrahimiyah.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ
وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين

Keluarga kuat dan hebat seperti Nabi Ibrahim tidak datang dengan tiba-tiba, tapi memang atas upaya yang maksimal.sejak sebelum menikah. Sebelum menikah harus ditetapkan tujuan utama menikah. Tujuan menikah tidak hanya menggapai SAMAWA di dunia, tapi yang paling utama adalah nasib kita di akhirat. Tujuan menikah paling esensial adalah masing-masing suami-istri dapat mengantarkan pasangan masing-masing menuju surga dan melahirkan generasi hebat. 

 اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ  Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.

2.      Penguatan Akidah

Pertama, penguatan akidah. Keluarga Mukmin yang hebat seperti keluarga Ibrahim adalah keluarga yang semua anggotanya memiliki akidah yang benar dan kuat. Jika seseorang akidahnya kuat, maka ia tidak mudah goyah menghadapi ujian hdup. Jadi pejabat tidak tergiur korupsi, jadi pedagang tidak menipu (kurangi timbangan), tidak menjual suaranya saat pemilu dsb.

Akidah Nabi Ibrahim As. diwarisi oleh Rasulullah Saw. yang pada pokonya bahwa mengesakan Allah SWT dalam rububiyyah-Nya,    لا خالق الا الله (tidak ada pencipta selain Allah), uluhiyyah-Nya,     لا معبود بحق الا الله  (tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah)  dan asma` was shifat  وله اسماْء الحسنى  (bagi-Nya nama-nama yang indah). Tidak penting bagi kita mempersoalkan, apakah ini pemahaman Asy’ariyah-Maturidiyah atau Salafiyah.

Peran penguatan dan menjaga akidah anggota keluaraga adalah  suami atau ayah, karena suami sebagai kepala keluarga sesuai firman Allah Swt At Tahrim ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Implementasi keluarga yang memiliki akidah shohihah, dalam setiap aktifitas yang dilakukan berorientasi ukhrawi. Kalau memberi belanja istri secukupnya, tidak boros dan pelit. Nafkah yang diberikan membawa kebaikan dunia dan akhirat. Misal, untuk  membeli pakaian yang menutup aurat, membeli hp untuk belajar ilmu, bukan chattingan dengan laki-laki lain, dsb. Menyekolahkan anak bukan semata memilih sekolah yang favorit karena banyak juara matematika, robotic dst, tapi sekolah Islam/Muhammadiyah yang menguatkan akidah, memperbaiki ibadah dan membiasakan akhlakul karimah.

Pilih sekolah yang gurunya ikhlas meskipun gaji kecil. Gaji kecil bisa ikhlas? Guru yang gaji kecil berarti investasi  akhiratnya besar. Umpama guru selevel dia yang PNS (gaji + sertifikasi) RP6.000.000,00, dia di sekolah Muhammadiyah  menerima Rp500.000,00 berarti tiap bulan infak Rp5.500.000,00. Luar biasa!

Insan bertauhid, bila upaya maksimal telah dilakukan, maka disambung dengan doa dan tawakal kepadaNya. Hal demikian    dilakukan oleh Nabi Ibrahim As ketika beliau menginginkan seorang anak, beliau berdoa sebagaimana firman Allah SWT surat Assafat ayat 100: هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ بِّ ر “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh”. Kemudian Allah  menjawab permohonan NabiNya pada ayat berikutnya :فَبَشَّرْنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٍ “Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar”.

Anak yang sabar itulah yang bernama Ismail AS. Seorang anak yang lahir bermula dari permohonan sang ayah dengan tujuan baik, sehingga lahirlah Ismail AS sebagai sosok yang teruji kesabarannya sebagaimana bunyi permohonan sang ayah kepada RabbNya.

 اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.

3.      Memberikan Keteladan

Tugas suami/ayah adalah memberikan keteladanan sebagaimana yang lakukan Nabi Ibrahaim As. Beliau memberi contoh dalam menjalani perintah Allah Swt, bersabar menghadapi ujian dan keteladanan lainnya. 

Contoh keteladanan yang perlu ditiru adalah ketika Nabi Ibrahim As. menjalankan perintah Allah Swt meninggikan Ka’bah. Nabi Ibrahim As langsung bekerja, melihat ayahnya bekerja mendirikan fondasi Ka’bah Ismail kecil segera bergegas membantu sang ayah dengan membawa batu (hajar), batu disusun menjadi hijir (hijir Ismail), diabadikan dalam Al Qur’an:   

وَإِذۡ یَرۡفَعُ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَیۡتِ وَإِسۡمَـٰعِیلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّاۤۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡعَلِیمُ

(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Surat Al-Baqarah: 127]

Meskipun tidak disuruh Ismail langsung membantu karena melihat teladan dari sang ayah. Kadang kita ingin anak kita jujur, padahal kita sering bohong. Melarang anak merokok padahal ayahnya jedal-jedul. Beda dengan anak sekarang lihat orang tua kerja, asik main hp,  kalau perlu orang tua disuruh mencucikan bajunya, membersihkan kamarnya dst. Mungkin orang tua sudah benar, tapi lingkungan tidak mendukung atau mencontoh di dunia maya.

 

اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Hadirin yang dimuliakan Allah Swt.

4.  Sarah Inisiator Poligami

Nabiyullah Ibrahim dalam riwayat yang masyhur memiliki 4 orang istri, meskipun yang viral itu 2 orang, antara lain dalam kitab Qishasul Anbiya oleh  Ibnu Katsir, yaitu:

1.    Sarah, wanita cantik, keturunan orang sholeh, berakhlak mulia.  Pernah akan diambil Raja Mesir yg dholim.

2.    Hajar, hadiah Raja Mesir untuk Sarah yang tidak mampu dijamah raja.

3.    Qonturo binti Yansa, punya anak 4 orang: Mazi,  Zamron, Soluhot dan Sabqo, dan

4.    Hajun  bintt Al Amin, punya naka 7 anak). 

Saat usia  Nabi Ibrahim As. 60 tahun beliau  belum punya anak, maka Sarah minta Nabi Ibrahim menikahi Hajar Al Qibtiyah yang merupakan budaknya hadiah Raja Mesir, kemudian  setelah 1 tahun menikah dengan Hajar, Nabi Ibrahim punya anak Nabi Ismail As.

Sarah mencarikan jodoh Nabi Ibrahim dengan ikhlas demi masa depan dakwah yang harus ada penerusnya. Kalau ibu-ibu  ingin mencontoh Sarah ya carikan suami istri  yang lebih muda, jika suami sudah umur 60 tahun tidak punya anak. Jadi inisiatif poligami bukan datang dari Nabi Ibrahim, tapi dari Sarah. Padahal kebanyakan wanita hari ini tidak maui dimadu, bahkan daripada dimadu lebih baik diracun.

Berawal dari ketulusan Sarah mendorong suaminya poligami berkah Allah turun dengan lahirnya Ismail kemudian Ishak. Nabi Ibrahim As bersyukur kepada Allah Swt

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى وَهَبَ لِى عَلَى ٱلْكِبَرِ إِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبِّى لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

 

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.(ibrahim-ayat-39)

Informasikan akan lahirnya Ishak langsung disampaikan oleh Malaikat yang bertugas menurunkan balak kepada Kaum Luth (homo seksual) dan singgah ke rumah Nabi Ibrahim as. Firman Allah Swt:

فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۖ قَالُوا۟ لَا تَخَفْ ۖ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٍ

(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya (Sarah) dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak) az-zariyat- 28.

 

فَأَقْبَلَتِ ٱمْرَأَتُهُۥ فِى صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ

Kemudian isterinya (Sarah) datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul".(az-zariyat-ayat-29)

 

Terbukti dengan kelahiran Ismail kemudian disusul Ishak, maka dari Nabi Ismail dan Ishak melahirkan para Nabi dan Rasul termasuk Nabi Muhammad Saw. Firman Allah swt:

إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰۤ ءَادَمَ وَنُوحا وَءَالَ إِبۡرَ ٰهِیمَ وَءَالَ عِمۡرَ ٰ نَ عَلَى ٱلۡعَـٰلَمِینَ

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing.(,ali-imran-ayat-33)

 

ذُرِّيَّةًۢ بَعْضُهَا مِنۢ بَعْضٍ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

 

(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(ali-imran-l34) يجعل الانبياء من  نسلهم atau ابو الانبياء

 

اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ  Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.

5.  Hajar  Wanita Tangguh

 

Ketika Sarah melihat Ibrahim dan Hajar bersama Ismail kecil nampak bahagia, ia mulai cemburu dan gundah, meskipun semula dia yang menyuruh suaminya poligami. Maka untuk menjaga perasaan Sarah, Allah Swt memerintahkan Ibrahim memisahkan Sarah dan Hajar, lalu Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail sampai ke lembah tandus yang kemudian terkenal dengan nama Makkah.

Nabi Ibrahim hanya sebentar menemani  Siti Hajar di lembah tandus tanpa penghuni dan tanpa sumber air dan tanaman. Nabi Ibrahim harus kembali ke Palistina untuk membersamai Sarah. Ketika di perjalanan menuju Palistina beliau ingat keadaan Hajar dan Ismail, maka bermunajat kepada Allah Swt:

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Ibrahim ayat 37)

Hajar bersama Ismail menjalani hidup ditempat baru tanpa bekal yang cukup. Ketika Ismail menangis kehausan Hajar berusaha mencari air, yang dikira air ternyata fatamorgana, sampai bolak balik Sofa Marwa 7 kali. Dari hentakan kaki Ismail atas kuasa Allah Swt keluar sumber air yang dikenal sumur zamzam.

Sungguh berat ujian yang harus dijalani siti hajar. Namun dengan keyakinan yang tinggi, beliau berhasil mengasuh Nabi Ismail AS menjadi sosok yang shaleh dan memiliki kesabaran yang sangat tinggi. Sehingga ketika Nabi Ibrahim As kembali dan dijumpailah anaknya yaitu Ismail AS telah tumbuh dewasa dan siap diajak untuk bersama-sama taat kepada Allah diantaranya adalah pembangunan Ka’bah, tiba perintah menyembelih Ismail.

Keteladanan yang ada pada siti hajar layak untuk menjadi contoh bagi kita semua, bahwa seorang istri mempunyai peran penting dalam dakwah dan perjuangan Islam. Istri memiliki kekuatan untuk memberikan dorongan dan dukungan kepada suami untuk mengambil peran dalam dakwah dan ketaatan kepada Allah  , istri pula memiliki peran untuk mendidik anak agar menjadi anak yang shaleh/shalihah.

Anda para istri atau ibu yang ditinggal merantau suami ke Malaysia atau merantau ke tempat lain dan tiap bulan dikirimi uang yang cukup bahkan lebih, dibuatkan rumah yang bagus, plus prabotan, kendaraan dan hape, jangan banyak tingkah, syukuri dan pergunakan nikmat itu untuk menambah ketaatan kepada Allah Swt dan kepada suami. Jauh dibanding dengan Sarah yang ditinggal ditempat tandus tanpa apapun.

  اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Hadirin yang dirahmati Allah 

6.      Ismail Anak Berbakti

 

Tatkala Nabi Ibrahim kembali ke  lembah tandus, dimana anak yang dulu ditinggal masih bayi, kini sudah menginjak remaja, mulai bisa membantu orang tua. Saat kasih sayang pada anak dan istri begitu kuat, Nabi Ibrahim mendapat ujian berat, perintah melalui mimpi menyembelih Ismail.

Mimpi seorang nabi adalah wahyu, maka ia sampaikan mimpi itu pada Ismail  sehingga terjadi dialog sebagaimana dalam Al-Qur’an Q.S  As-Saffat [37] ayat 102:

 فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: "Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”

Episode kehidupan yang luar biasa yang ditunjukkan keluarga Ibrahim. Mereka dengan tulus tanpa ragu dan penuh kepasrahan  segera melaksanakan perintah itu. Maka Allah Swt . memberi anugerah  dengan hewan sembelihan yang besar dan mengabadikan keteguhan hati keluarga Ibrahim dengan syariat haji dank urban. Allah berfirman Q.S As-Saffat: 104-110;

 وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ. سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ. كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

 Artinya: "Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan, Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar, Kami mengabadikan untuknya (pujian) pada orang-orang yang datang kemudian. Salam sejahtera atas Ibrahim, Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan."

Ketika Nabi Ibrahim menerima wahyu dari Allah tentang rencana pengorbanan, ia berbicara terus terang kepada putranya.  Hal ini menunjukkan pentingnya komunikasi terbuka dan kepercayaan antara seorang ayah dan anak. Sebagai ayah, penting untuk menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan, pikiran, dan masalah mereka. 

Bila komunikasi antara orang tua dan anak terhambat, maka boleh jadi anak akan curhat kepada orang lain. Pihak lain yang menerima curhat biasanya menerima informasi tidak utuh  dan sepihak, maka seringkali solusi yang diberikan salah dan tidak meneyelesaikan masalah, malah menambah masalah.

Sungguh indah dan menyentuh hati kita semua, dimana kita melihat kekompakan ayah dan anak dalam berbakti kepada Rabbnya, beliau membuktikan ketaatan yang totalitas tanpa ada sedikit keraguan dan kekhawatiran. Bukti perjuangan sebuah keluarga yang harmonis dan kompak, antara satu dengan yang lain saling menguatkan, bukan melemahkan, saling memotivasi bukan gembosi.

 اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Hadirin yang dirahmati Allah 

Mengakhiri khutbah id yang berbahagia ini, dapat kita simpulkan poin-poin penting, yaitu perlunya tauhid yang benar dan kokoh unuk mewujudkan persamaan visi antara suami, istri dan anak. Perlu keteladanan dan peran masing-masing: ayah, ibu dan anak untuk saling melengkapi dalam membangun keluarga untuk kepentingan dakwah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah Swt. Amal atau karya yang dilandasi keikhlasan dan kesungguhan akan abadi seperti keluarga Ibrahim yang menjadi syariat manasik haji, umrah dan kurban dll.

Akhirnya, marilah kita akhiri khutbah ini dengan bersama-sama bermunajat, memohon kepada Dzat yang Maha Mengabulkan setiap permintaan.

 إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

 اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ا

Posting Komentar untuk "MENELADANI KELUARGA NABI IBRAHIM AS."